Karena saya pemakai aplikasi Bibit yang merupakan
aplikasi investasi reksadana yang cocok sekali untuk pemula. Dalam salah satu
artikelnya menyatakan bahwa kita harus cermat dalam memilih perusahaan
investasi agar tidak rugi ke depannya.
Perusahaan investasi yang baik harus memiliki kriteria seperti punya nomor izin operasi, mempunyai kantor yang bisa kita datangi, dan
punya layanan customer support.
Selanjutnya jika kita mau melakukan investasi harus mengerti juga tentang nilai AUM perusahaan tersebut. Berikut saya akan memberikan data dari Bibit perusahaan investasi terbaik sampai November 2019;
Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT 45,848 Triliun
Mandiri Manajemen Investasi, PT 43,800 Triliun
Bahana TCW Investment Management, PT 42,224 Triliun
Schroder Investment Management Indonesia, PT 40,156 Triliun
Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT 30,788 Triliun
Sinarmas Asset Management, PT 23,582 Triliun
BNI Asset Management, PT 22,410 Triliun
Danareksa Investment Management, PT 21,877 Triliun
Eastspring Investments Indonesia, PT 18,214 Triliun
Dari daftar contoh perusahaan investasi tersebut
kita bisa melihat dana kelolaan terbesar dimiliki oleh PT Batavia Prosperindo
Aset Manajemen mempunyai nilai Rp 45,85 triliun. kedua dana kelola terbesar PT
Mandiri Manajemen Investasi mempunyai nilai Rp 43,80 triliun. Kemudian ketiga
PT Bahana TCW Investment Management mempunyai nilai Rp 42,22 triliun.
Data tersebut diurutkan dari nilai AUM atau jumlah
dana yang dikelola dalam suatu produk reksadana. Selain memperhatikan Nilai AUM
dalam perusahaan investasi, kita juga bisa memperhatikan CAGR 5yr/3yr/1yr,
yaitu Compound Annual Growth Rate adalah tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata
suatu reksadana selama jangka waktu
tertentu seperti 5 tahun, 3 tahun, dan 1 tahun terakhir.
CAGR cukup penting dalam pertimbangan membeli
sebuah reksadana atau investasi dalam sebuah perusahaan. Semakin tinggi CAGR
tentu akan semakin baik. Tapi kita juga harus memperhatikan Max Drawdown.
Max Drawdown adalah penurunan maksimum suatu
reksadana dari titik puncak ke titik rendah, sebelum puncak baru tercapai
selama periode tertentu. Max Drawdown juga merupakan indikator resiko penurunan
dari suatu reksadana dalam jangka waktu tertentu.
Selain itu juga terdapat Expense Ratio adalah
mengukur seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mengelola reksadana. Kita
bisa melihat seberapa persen, jika lebih kecil ratio tersebut menggambarkan
kepiawaian manajer investasi dalam mengelola reksadana untuk investor nya secara
baik dan efisien.
Hal tersebut itulah merupakan faktor-faktor yang
dapat kita pertimbangkan dalam memilih jenis perusahaan investasi yang baik.
Jenis investasi perusahaan juga kita bisa lihat
dari tingkat resiko yang dimilikinya, seperti tingkat resiko tinggi yaitu
reksadana saham yang memiliki tingkat fluktuasi pasar yang tinggi diantara
jenis reksadana lainnya, tapi dengan return dan resiko yang tinggi juga.
Biasanya jenis perusahaan investasi saham ini para
investor nya menginvestasikan finansial nya dalam jangka waktu yang lama, bahkan
sampai 5 tahun lebih.
Berikutnya resiko Moderat, yaitu reksadana obligasi
yang memiliki tingkat fluktuasi pasar moderat dengan potensi keuntungan yang
diharapkan dapat lebih tinggi dari tingkat inflasi dan bunga deposito.
Tingkat resiko paling rendah, yaitu Reksadana Pasar
Uang yang memiliki fluktuasi pasar yang terendah dengan potensi return yang
stabil diatas namun tidak tinggi.
Dari contoh perusahaan investasi yang sudah saya
berikan tadi kita juga bisa melihat dari segi jenis yang lain yaitu dari jenis
produk, seperti Pasar Uang, Obligasi, Campuran, dan Saham.
Untuk catatan akhir dari saya pribadi mengenai expense ratio harus kalian perhatikan dengan baik, pilih lah yang paling kecil, karena untuk jangka panjang atau pendek bisa berpengaruh pada return yang seharusnya kalian dapat banyak jadi ke potong dengan biaya manajer atas expense ratio yang tinggi.
comment 0 comments
more_vert