Namaku Anisa, aku seorang anak sekolah SMA yang banyak orang memujiku cantik setiap aku posting foto di Instagram.
Dengan banyaknya pujian yang bilang aku cantik, aku jadi lebih PD untuk melakukan postingan foto selfi di Instagram dan IG Story.
Tidak sedikit cowok juga yang memberikan komentar dan DM ke aku. Setiap cowok yang memberikan pujian komentar dan juga DM yang entah apapun itu isi DM nya, tidak semua aku tanggapin atau bales.
Disini aku berasa cantik dan bisa memilih cowok yang aku suka hehehe.
Aku bukan selebgram atau juga artis yang centang biru, aku hanya anak sekolah SMA biasa yang suka foto-foto dan memposting di media sosial, salah satunya di instagram.
Banyaknya komentar dan DM yang masuk yang isinya hampir semua pujian memberikan rasa senang tersendir.
DM dari cowok yang menurutku ganteng dan menarik aku bales dan aku tanggapin.
Ada salah satu cowok yang aku tanggapin DM nya sampai ke WA dan bertemu, dia bernama edwin.
Edwin mulai DM ke aku mulai dengan kata "Halo Assalamualaikum"
Kemudian aku menjawab salamnya dan sampai seterusnya seperti cowok yang mau PDKT pada umumnya.
Chat terus berlanjut dan sampai ke WA.
Di WA tersebut aku dan Edwin hanya chat saja, tanpa pernah telpon. Namun berasa udah dekat. Mungkin karena kepintaran chat cowok yang menjadikan nyaman.
Rumahku dan Edwin beda kota namun tidak jauh. Aku ada di Jakarta dan Edwin tinggal di Tangerang.
Aku mulai bertemu Edwin setelah beberapa bulan hanya chat di WA. Saat itu Edwin ada acara di jakarta dan mau mengajak ketemuan pertama kali di salah satu cafe di Jakarta.
Saat ketemuan pertama kali tersebut aku bersama teman cewek ku dan Edwin bersama teman cowoknya, karena kami sudah janjian untuk bawa teman di saat ketemuan pertama kali ini.
Saat itu kita masih agak canggung mau ngobrol apa, ya karena ada teman kita juga di samping. Jadi mau ngobrol apapun berasa tidak enak.
Kami hanya makan dan minum sambil ngobrol beberapa patah kata saja di cafe tersebut, sampai satu jam kemudian kami pulang.
Edwin kembali ke Tangerang lagi.
Saat itu aku masih banyak mendapatkan DM cowok di instagram, salah satunya bernama Arif yang mengajak ku menjadi model video musiknya.
Arif tinggal dijakarta yang membuat kita jadi mudah bertemu. Saat itu aku menerima ajakan dia untuk menjadi model video musik untuk youtubnya.
Temenku juga mengenal Arif ini yang membuat aku menerima tawarannya. Entah itu modus atau memang untuk keperluan video musiknya, aku juga dikasih uang jajan yang memantapkan aku lagi untuk menerima ajakannya.
Video musik itu diambil saat malam hari disebuah tempat makan dan juga ada lokasi di jalan. Semua berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.
Setelah semua selesai aku dikasih uang jajan dan pulang.
Sebelum pulang saat itu Arif meminta nomor WA ku jika ada keperluan dan juga mengirim hasil video musiknya nanti. Saat itu aku kasih nomor WA ku.
Besoknya Arif chat aku "Hallo Anisa, maaf ya kalo aku ngerepotin kemarin"
Aku jawab "engga kok, aku malah senang bisa jadi model video musik"
Baca Juga: Cinta Tak Sampai - Cerita Pendek
Chat itu berlanjut sampai aku dan Arif dekat dan sering bertemu. Sedangkan saat itu aku juga masih chat dekat dengan Edwin.
Karena Edwin ada diluar kota menurutku, ngga apa lah ketemuan sama Arif.
Karena seringnya aku diajak foto-foto dan buat video musik bareng sama Arif dan ada tawaran lain juga untuk foto dengan produknya dan aku dikasih produk tersebut.
walaupun tawaran lain tersebut dari teman-teman Arif.
Aku merasa sudah seperti selebgram, walaupun tidak centang biru. Aku membuka "Open Endorse", yang mau endorse bisa DM. Itu isi bio instagramku waktu itu.
Saat itu aku menambah jumlah followers ku dengan membeli untuk meningkatkan jumlah endorse ku. Orang yang sudah mengetahui bahwa akun tersebut membeli followers yaitu jumlah followes tidak sebanding dengan jumlah like.
Itulah akunku. Walapun like ku tidak dikit juga sih. Disaat ini instagram menjadi proritasku. Karena disini aku bisa menujukan siapa diriku.
Disaat itu juga aku sangat dekat dengan Arif, namun tidak aku posting fotoku bersama Arif di media sosial manapun.
Saat itu status ku sama Arif belum pacaran, namun dekatnya seperti orang pacaran. Saat sedang ketemuan aku masih membalas DM dari cowok yang menurutku ganteng dan juga menarik. Salah satunya aku juga masih membalas chat WA Edwin.
Tentu Arif tidak mengetahui hal itu, karena kami belum berpacaran. Jadi Arif tidak berani meminjam HP dan membuka media sosial ku.
Seiring berjalannya waktu Arif sudah jarang ngajak ketemuan lagi.
Pada hari dimana Arif ngajak ketemuan dan tidak bisa datang, padahal aku sudah sampai tempat cafe untuk ketemuan tersebut.
Alasanya ada kegiatan musik dadakan.
Aku sudah menunggu hampir 15 menit.
Kemudian ada seorang cowok pelayan cafe bernama Rafi datang menghampiriku untuk menawarkan menu.
"Mau Makan Apa Mbak" Kata Rafi
"Maaf, Tidak Jadi Mas" Kataku
Baca Juga: Pulang Kampung - Cerita Pendek
Karena setiap ketemuan sama Arif aku hanya membawa uang untuk ongkosku datang ke cafe, sedangkan makanan dan minuman dibayar oleh Arif dan diantar pulang olehnya.
Se saat kemudian Rafi si pelayan cafe tersebut membawakan ku makanan dan minuman.
"Lo Mas Aku Tidak Pesan" Kataku
"Iya Ini Gratis Untuk Mbaknya" Kata Rafi sambil senyum
Karna aku lapar dan maksud Rafi baik, akhirnya aku makan.
Saat itu sift kerja Rafi sudah selesai dan bisa duduk ngobrol denganku. Pertama kali mengobrol dengan Rafi memberikan rasa nyaman tersendiri, seperti orang dewasa.
Sehingga obrolanku tersebut menjadi panjang.
Dan sampai tiba waktunya pulang. Rafi mencoba menawariku untuk pulang bareng.
Karena aku kesini pakai ojek online. Karena ongkos uangku sudah habis, aku menerima ajakan Rafi pulang bareng menggunakan mobilnya.
Mengetahui Rafi menggunakan mobil aku pun memiliki rasa kesenangan sendiri.
Karena kebanyakan cewek jika punya cowok sudah punya mobil pasti lebih senang dari pada yang menggunakan motor. Salah satunya aku.
Saat di mobil obrolan kami berlanjut, yang berasa aku sudah mengenal lama dengan Rafi.
Rafi hanya mengantarkan ku sampai depan gang saja.
Sampainya dirumah, Rafi menelponku. Karena di mobil aku memberikan nomor ku kepadanya.
Rafi memastikan keadaanku, apa sudah sampai rumah dari gang tersebut.
Rafi terus memberikan perhatian kepadaku saat ditelpon, juga dichat. Sedangkan aku juga masih dekat dengan Edwin dan juga Arif.
Sampai dimana momen aku dan Rafi makan dan minum ditempatnya bekerja dan melihat notif HP ku dimeja dari cowok lain yaitu Edwin, Rafi pun marah dan memojokan ku.
Padahal saat itu aku belum mempunyai setatus apapun dengan Rafi.
Aku jadi lebih tau ternyata Rafi orangnya posesif yang menjadikan aku tidak suka lagi dengannya.
Isi chat tersebut dari Edwin yang mau mengajak ketemuan besok hari.
Besok hari tersebut aku bertemu dengan Edwin dan juga Rafi.
Aku dan Rafi sudah sampai ke tempat duluan dan pada saat itu juga aku memutuskan untuk Rafi tidak usah menghubungiku lagi. Rafi pun marah, namun pada saat itu Edwin datang dan aku langsung naik ke motornya.
Dan bilang ke Rafi bahwa Edwin ini pacarku, walaupun aku dan edwin belum ada status pacaran.
Saat itu juga Edwin sudah mulai jarang chat aku lagi dan menyadari bahwa hubungan LDR cukup susah dijalankan saat SMA tersebut.
Saat ini aku hanya dekat dengan Arif yang masih sering bertemu dengan ku, namun chat cowok di IG masih aku tanggapin.
Ini ditulis saat aku mulai ceritakan ketika aku mulai masuk kuliah.
comment 0 comments
more_vert